Indahnya Keadilan Orangtua: Sifat-sifat Dasar Orangtua Adil (4)

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.


Apresiatif

Salah satu karakteristik dasar orangtua yang bijaksana adalah selalu menghargai dan memberikan pengakuan yang positif terhadap hasil usaha atau tindakan yang dilakukan oleh anaknya.

Kebiasaan selalu membanding-bandingkan kemampuan salah satu anak dengan anak lainnya serta banyak mengkritik daripada memujinya adalah hal yang tidak baik untuk perkembangan jiwa anak. Tindakan orangtua tersebut dapat mematahkan semangat dan menimbulkan perasaan tidak berguna pada diri anak, sebab mereka akan beranggapan bahwa kemampuan yang ia miliki tidak pernah memberikan arti atau kebanggan bagi orangtuanya.

Indahnya Keadilan Orangtua: Sifat-sifat Dasar Orangtua Adil (3)

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.


Komunikatif

Komunikatif dalam konteks ini adalah sikap yang mengutarakan, menyampaikan dan mendiskusikan ide, pemikiran, situasi atau kondisi.

Melibatkan anak-anak dalam situasi komunikatif dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya:

1. meningkatkan rasa percaya diri pada anak karena dianggap telah mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk keluarga

2. memberikan contoh serta motivasi kepada anak-anak untuk selalu berfikir sebelum berkata sesuatu agar pendapatnya selalu berkualitas

3. menumbuhkan sikap saling menghargai terhadap pendapat orang lain

4. melatih diri dalam bermasyarakat praktis dan ilmiah dan menanamkan kesadaran bahwa perbedaan pendapat itu adalah sesuatu yang lazim terjadi

Indahnya Keadilan Orangtua: Sifat-sifat Dasar Orangtua Adil (2)

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.


Transparan

Dalam tulisan ini, transparan diartikan sebagai terbuka, apa adanya, tidak disembunyikan, tidak ditutup-tutupi atau tidak dirahasiakan. Transparan di sini lebih terkait dengan informasi. Transparansi informasi merupakan syarat berikutnya dalam menciptakan keadilan dalam keluarga. Dengan adanya transparansi dalam keluarga, peluang terjadinya masalah menjadi lebih kecil. Bahkan, dengan transparansi, masalah dalam keluarga dapat lebih mudah diselesaikan. Sebaliknya, jika tidak ada transparansi dalam keluarga, sebuah ketertutupan atau kebohongan tentu harus ditutup dengan ketertutupan atau kebohongan lain, dan menjadi sebuah lingkaran setan kebohongan.

Masalah datang menghampiri seseorang tanpa pandang bulu. Setiap individu di dunia ini tidak ada yang luput dari masalah. Dalam sebuah keluarga, masing-masing individu memiliki masalah yang berbeda. Tidak setiap hal yang terjadi pada diri seseorang perlu diketahui oleh anggota keluarga lainnya. Ada hal-hal yang bersifat pribadi dan ada juga yang perlu diketahui bersama. Misalnya, masalah suami istri hanya perlu diketahui oleh orangtua saja, sedangkan masalah ekonomi keluarga dan pemenuhan kebutuhan anak-anak justru perlu diketahui oleh semua. Dengan demikian, orangtua terhindar dari sikap membeda-bedakan antara anak yang satu dengan lainnya.

Indahnya Keadilan Orangtua: Sifat-sifat Dasar Orangtua Adil (1)

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.

Pembahasan di artikel sebelumnya lebih banyak menyoroti contoh kasus positif sikap dan tindakan orangtua yang adil kepada semua anaknya. Pada bagian ini, sifat-sifat dasar dari contoh-contoh kasus tersebut akan didekomposisi menjadi beberapa karakteristik penting, di antaranya: jujur, tanggap (responsif), transparan, komunikatif, penyabar (tidak emosional), toleran (tidak sensitif), amanah, dan apresiatif.


Jujur

Jujur adalah salah satu sifat utama yang acapkali membedakan kualitas pribadi seseorang. Secara umum, saat ini bangsa kita sedang terpuruk, salah satunya adalah karena sifat jujur ini telah menjadi ‘barang langka’. Bagi seorang Muslim, kejujuran merupakan sebuah sifat dasar yang harus dimiliki. Rasulullah mensyaratkan kepada seseorang yang ingin menjadi Muslim untuk memulainya dengan bersikap jujur, alias tidak berbohong. Baginda Rasulullah sendiri menunjukkan kualitas pribadi yang sangat tinggi sejak masih kecil dengan sifat kejujurannya, dengan gelar ‘al-Amin’, yang berarti orang yang jujur dan dapat dipercaya.

Indahnya Keadilan Orangtua: Beberapa Contoh Kasus

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.

Berikut ini, akan diuraikan beberapa contoh kasus positif yang mencerminkan sikap adil orangtua terhadap anak-anaknya. Contoh kasus negatif beserta solusinya sebenarnya lebih mudah dibahas, tetapi akan menjadi cukup panjang untuk dimuat dalam bentuk artikel seperti ini.

Dalam paparan contoh kasus ini, beberapa sikap penting orangtua akan didiskusikan, yaitu: pemberian cinta tanpa syarat, komunikasi yang harmonis, penanaman sikap disiplin dan tanggung jawab kepada anak, penjalinan ikatan batin yang erat, perbantuan kepada anak untuk boleh berkata ’tidak’, dan pengajaran budi baik dengan pendekatan agama.

Indahnya Keadilan Orangtua: Hal-hal yang Berpengaruh

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.


Pengantar

Proses berkeluarga dimulai sejak nabi Adam dan istrinya Hawa menempati dunia. Jadi, proses ini sebetulnya sudah berlangsung sangat lama dan berulang-ulang setiap generasi. Mestinya, semakin lama ”ilmu berkeluarga” itu semakin lengkap dan sempurna. Generasi berikutnya seyogyanya lebih ”berilmu” daripada generasi sebelumnya. Ada sedikitnya dua penyebab pernyataan ini: (1) generasi berikutnya merupakan hasil didikan generasi sebelumnya, yang mestinya lebih baik dari sebelumnya, (2) ”ilmu berkeluarga” semakin lengkap dan sempurna dengan beralihnya generasi.

Sayang, pada kenyataannya, kecenderungan bahwa ”generasi berikutnya lebih baik dari generasi sebelumnya” tidaklah mudah terlihat keberadaannya di masyarakat kita. Bahkan sebaliknya, cukup banyak ditemukan bahwa generasi berikutnya justru lebih buruk dari generasi sebelumnya, apalagi dengan semakin banyaknya informasi, terutama yang negatif, yang bebas diakses.

Memberikan Waktu Bersama Anak

Banyak orangtua sibuk dengan pekerjaan dan kepentingan pribadi sehingga melewatkan masa kanak-kanak anak mereka. Orangtua seperti ini biasanya sulit meluangkan waktu bersama anak dan keluarga. Mereka pulang ke rumah dengan membawa banyak tekanan dan kondisi tubuh yang sudah lelah. Mereka sudah tidak memiliki energi lagi untuk bersantai atau bermain bersama anak.

Bila kita renungkan, sebenarnya kesempatan bersama anak secara efektif adalah tidak lama. Mungkin hanya sampai anak berusia 6 tahun. Setelah itu, boleh jadi anak akan banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya di sekolah, tempat bermain, ataupun di tempat-tempat kursus.

Perilaku Anak ditentukan Oleh Peran Ibu

Peran ibu dalam keluarga adalah sangat penting. Bahkan, dapat dikatakan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan keluarga sangat ditentukan oleh peran seorang ibu. Jika ibu adalah seorang wanita yang baik, akan baiklah kondisi keluarga. Sebaliknya, apabila ibu adalah wanita yang bersikap buruk, hancurlah keluarga (Prof. Sa’ad Karim, 2006).


Ibu adalah orang dan tempat pertama di mana anak mendapatkan pendidikan. Apabila ibu paham dan mau melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik, akan terlahirlah generasi yang baik. Generasi unggul yang tumbuh menjadi seseorang yang berbudi luhur, bertanggung jawab, dan berbakti kepada kedua orangtuanya.


Namun kendati demikian, pada kenyataannya masih banyak ibu yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sebagian ibu ada yang sibuk dengan kariernya, ada yang malas melaksanakan tanggung jawabnya, dan ada juga yang menyerah untuk mendidik anak karena ia merasa putus asa tidak tahu apa yang harus ia lakukan (tidak memiliki ilmu). Dengan demikian, pendidikan dan perkembangan jiwa anak menjadi terbengkalai dan pada akhirnya rusaklah kepribadian sang anak.


Sejatinya, anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak memiliki kepedulian antara satu dengan yang lainnya, tidak mendapatkan kasih sayang, tidak mendapatkan bimbingan serta arahan yang benar dari orangtua dan keluarganya, akan menyebabkan anak tidak mengenal makna dari ikatan keluarga


Bahkan tidak diragukan lagi jika orangtua (ibu) mengabaikan tugas dan kewajibannya maka akan membuat pribadi anak menjadi buruk, baik di mata keluarga maupun di masyarakat. Apabila telah terjadi demikian, orangtua tidak dapat menyalahkan siapapun, kecuali dirinya sendiri.


Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa buruknya kepribadian anak adalah bukan mutlak kesalahannya. Tetapi, faktor dominan yang menyebabkan ia demikian adalah orangtua (ibu). Ibu yang tidak mendidik, mengarahkan, dan membimbing anak sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai yang dapat diterima oleh masyarakat akan melahirkan generasi yang buruk.


Alloh SWT berfirman,

“Dan hendaklah takut kepada Alloh SWT orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khwatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Alloh SWT dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (an-Nisa:9).


Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama untuk segera memulai mendidik anak dengan cara yang baik dan sungguh-sungguh. Jika tidak, maka akan menjadi orangtua (ibu) yang paling merugi, yaitu ibu yang sedang menunggu waktu datangnya kesulitan yang bertubi-tubi. Karena memiliki anak durhaka dan boleh jadi sering merugikan banyak pihak, baik dirinya sendiri, orangtua juga orang lain.

Pentingnya Orangtua Menjaga 'Mulut'

Menjaga ‘perkataan’ memang bukan hal yang mudah, terutama bagi orang yang terbiasa berkata-kata kurang baik. Perkataan ‘buruk’ sering terlontar ketika seseorang sedang membicarakan keburukan orang lain, menggerutu dengan kata-kata kasar, menyalahkan orang lain dan bahkan diri sendiri.

Bersikaplah waspada dalam berkata, terutama jika ada anak. Boleh jadi anak mendengarkan apa yang baru saja orangtua ucapkan. Walaupun anak tidak mengerti apa yang sebenarnya orangtua maksudkan, namun ada kemungkinan ia akan mengulangi perkataan yang pernah ia dengar tersebut kepada semua orang. Termasuk mengulangi suatu perkataan yang paling tidak orangtua inginkan, misalnya ’ibuku bilang rambut tante seperti bulu jagung’.

Dosa Bukan Monopoli Anak, Orangtua Pun Berdosa Jika Khianat

Sebagaimana anak, orang tua juga dapat berdosa apabila mereka tidak melakukan kewajiban kepada anak. Anak adalah amanah atau titipan dari Alloh SWT yang harus dijaga, dididik, diperlakukan adil, dan dibesarkan dengan penuh cinta, kasih sayang dan kelembutan. Jika orantgua tidak melakukan amanah ini, berarti mereka khianat. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda,
 
“Didiklah anak-anak kalian. Bersikap lemah lembutlah dan jangan bersikap kasar, berilah mereka pengertian agar mendekat dan jangan membuat mereka menjauh. Jika salah seorang kalian dalam kondisi marah, maka diamlah.” (Shahihul Jami' (4027).

Jika Orang tua Mendambakan Anak Soleh, Berikanlah Haknya

Kita semua tentu sepakat, tidak ada orang tua di muka bumi ini yang ingin memiliki anak berkepribadian buruk. Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya menjadi seseorang yang sopan, jujur, percaya diri, bertanggung jawab, taat, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Hal serupa juga akan sama dirasakan oleh anak, ia ingin memiliki orang tua yang dapat membahagiakannya. Kebahagiaan anak adalah apabila ia mendapatkan haknya yaitu cinta yang tulus, perlakukan adil, perhatian, dan kasih sayang yang penuh kehangatan dari orang tuanya.

Uang dan Anak Pra-remaja

Banyak anak usia pra-remaja yaitu antara 10 hingga 13 tahun sudah ingin ‘memegang’ keuangannya sendiri. Ia ingin memiliki kebebasan dalam mempergunakan uangnya. Namun, anak usia pra-remaja ini umumnya lebih tertarik mempergunakan uangnya untuk belanja memenuhi apa yang ia inginkan daripada menyimpan uangnya di tabungan.

Membiarkan anak membelanjakan uangnya adalah tidak salah. Anak akan belajar dari pengalaman dan kesalahan apakah dia benar-benar senang dengan apa yang ia beli atau tidak. Tetapi, apabila anak setelah diberi kebebasan ternyata tidak dapat mengendalikan pengeluarannya maka orangtua perlu memberikan batasan dan penjelasan bagaimana pentingnya mengelola dan menyisihkan uang.

Bersikap Positif Ketika Tidak Ada PRT

Salah satu kondisi yang paling meresahkan para ibu rumah tangga terutama yang hidup di lingkungan perkotaan adalah ketika harus kehilangan pembantu rumah tangga (PRT). Merasa tidak betah, harus menikah, dijodohkan orangtua, atau tergiur dengan pekerjaan dan gaji di tempat lain yang lebih menjanjikan adalah beberapa alasan mengapa mereka pergi meninggalkan majikannya.

Memiliki PRT yang abadi (tidak gonti-ganti, bertahan dalam waktu lama) memang bukan hal yang mudah. Sangat mungkin, hal ini tergantung dari ‘untung-untungan’ dan ‘cocok-cocokan’ dari kedua belah pihak, yaitu antara majikan dengan PRT.

Membantu Anak Bersikap Optimis

Para pembaca yang setia…hari ini saya akan mencoba berbagi pengalaman tentang bagaimana menghadapi anak yang selalu ‘apatis’ dalam menghadapi suatu kendala…, semoga bermanfaat ya..:)

Anak yang memiliki sikap apatis biasanya sering mengatakan kalimat-kalimat negatif, seperti ‘Nggak bisa, tidak tahu, tidak mau,’ sebelum ia sendiri berusaha untuk mencobanya. Anak seperti tersebut selalu merasa tidak percaya diri dan khawatir terhadap kemampuan dirinya.

Salah satu penyebab timbulnya sikap apatis pada anak boleh jadi akibat perlakuan dari orang yang terdekat dengan anak, orangtua. Orangtua yang selalu memberikan penjagaan atau perlindungan secara berlebihan dapat membuat anak menjadi semakin ketergantungan dan selalu berharap ada orang lain dapat membantunya.

Tidak Ada Anak 'Bodoh'

Anak yang memiliki nilai kurang dalam suatu mata pelajaran misalnya matematika atau bahasa, belum tentu ia 'kurang' dalam hal lain. Hindarkan tergesa-gesa mencap 'bodoh' pada anak. Menurut teori gardner 1983, pada diri anak terdapat kemampuan lain yang dapat digali oleh pendidik (orangtua dan guru) yaitu, kecerdasan bahasa, matematika, kinestetik, musik, spasial, intrapersonal, interpesonal, dan naturalis.


Di bawah ini adalah beberapa upaya yang dapat orangtua atau guru lakukan untuk menggali kemampuan kecerdasan anak, yaitu:

Membantu Anak Meraih Sukses

Memilih sekolah yang baik dan sesuai dengan karakter anak adalah sangat penting. Sekolah merupakan tempat ke dua bagi anak untuk mencari ilmu dan mengembangkan kemampuan atau bakatnya. Sekolah yang baik dan sesuai dengan karakter anak akan mampu menuntun anak ke arah yang lebih baik di masa depan kelak. Di sekolah anak akan lebih banyak lagi belajar sesuatu tentang ilmu pengetahuan formal dan bagaimana bersosialisasi yang baik. Anak-anak akan belajar bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan banyak teman, bagaimana manfaatnya bekerja sama, dan berbagi dengan orang lain (teman). Selain itu anak juga akan belajar banyak hal tentang ilmu pengetahuan lain seperti matematika yang sangat penting dalam hal memutuskan sesuatu di masa depan nanti.

Memiliki Anak Cerdas adalah Dambaan Setiap Orangtua

Hanya mengharapkan tanpa mau mendukung atau mengusahakan dengan sungguh-sungguh adalah sesuatu yang sulit untuk dicapai. Seperti halnya yang terjadi pada sebagian banyak orangtua. Mereka pada umumnya hanya mengharapkan anak mereka tumbuh dengan cerdas tanpa mau mendukung dan mengusahakan supaya anak tersebut mampu meraih harapan tersebut. Hal seperti itu tentu akan sulit terealisasikan apalagi jika ditambah dengan sikap orangtua yang selalu membanding-bandingkan antara anak mereka dengan anak orang lain yang lebih baik tingkat kecerdasannya.

Sikap orangtua yang selalu membanding-bandingkan seperti di atas adalah tentu tidak bijaksana. Sikap seperti itu tidak akan mampu mebuat anak menjadi lebih kreatif dan lebih cerdas, tetapi mungkin sebaliknya justru tindakan orangtua seperti itu hanya akan membuat anak semakin tertekan, tidak percaya diri, merasa diri semakin tidak mampu, dan ia pun akan semakin tidak bersemangat untuk menunjukkan kepada orangtua dan lingkungannya bahwa ia mampu melakukan sesuatu yang lebih baik.

Semua Anak Adalah Istimewa

Oleh: Yusi Elsiano Rosmansyah

Setiap anak terlahir dengan kelebihannya masing-masing. Orangtua yang mengatakan bahwa anak mereka adalah tidak memiliki keistimewaan, itu tentu tidak benar. Orangtua seperti itu berarti belum mampu melihatnya. Sebab, keistimewaan anak bukan hanya dilihat dari sisi kemampuan akademiknya saja. Tidak selamanya anak istimewa itu harus pintar matematika, bahasa inggris, atau ilmu kimia. Anak yang senang menyayangi binatang, anak yang patuh, atau anak yang selalu menebar senyum sehingga mampu menyejukkan setiap orang yang memandangnya juga adalah termasuk istimewa.

Cara Bijak Memberi Hukuman dan Hadiah Kepada Anak

Mendidik dengan memberikan hukuman secara fisik karena anak telah melakukan suatu kesalahan dan memberikan hadiah berupa uang atau makanan karena anak telah melakukan suatu tindakan positif adalah tindakan yang kurang bijaksana. Hukuman fisik dianggap tidak efektif sebagai cara untuk mendidik anak karena dengan cara seperti itu sebenarnya anak tidak memahami di mana letak kesalahannya tersebut. Anak tidak melakukan lagi kesalahannya tersebut boleh jadi bukan karena ia memahami bahwa tindakannya tersebut adalah tidak baik tetapi ia tidak melakukan kesalahan tersebut karena ia takut akan mendapatkan hukuman lagi yang mungkin lebih berat. Maksudnya, anak mungkin tidak melakukan kesalahan tersebut ketika pengawas (orangtua) ada di sekitarnya, tetapi ketika pengawasnya tidak ada di dekatnya maka ia mungkin akan mengulangi kesalahannya tersebut, misalnya memukul lagi adiknya.

Beberapa Hal yang Dapat Mempengaruhi Janin

Menyaksikan buah hati terlahir dengan mulus dan dapat tumbuh dengan maksimal adalah kebahagiaan orangtua yang tak terhingga nilainya. Orangtua akan bahagia apabila menyaksikan buah hatinya bahagia, sehat dan cerdas. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orangtua. Demikianlah kalimat yang sering dilontarkan para orang tua. Orangtua mana yang tidak bahagia apabila dititipi anak oleh Yang Maha Kuasa dengan kondisi yang sehat lahir batin, mulus, dan dapat tumbuh dengan maksimal.

Manusia memang tidak dapat menawar takdir yang telah diberikan oleh-Nya. Namun, adalah penting bagi para orangtua untuk selalu berusaha semaksimal mungkin mengupayakan supaya anak yang terlahir adalah sehat dan mulus. Misalnya untuk ibu yang hamil dan menyusui dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, menjaga kandungan dengan baik, dan tidak mengkonsumsi obat-obatan, rokok, dan alkohol.

Pentingnya Pengasuhan yang Baik Untuk Anak

Anak yang berbudi baik, cerdas, bertanggung jawab, dan disiplin bukan hanya karena faktor keturunan saja (diturunkan melalui gen orangtuanya), kecerdasan dan kepribadian anak tersebut dipengaruhi juga oleh lingkungan. Tanpa ada rangsangan dari lingkungan disekitarnya, maka anak tidak akan tumbuh dengan maksimal. Maksudnya, anak yang terlahir dari kalangan orang-orang terhormat dan cerdas belum tentu akan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berkepribadian baik (terhormat) jika anak tersebut diasuh oleh orang yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Begitu juga anak yang terlahir dari kalangan orang yang suka mencuri belum tentu anak tersebut menjadi seorang pencuri jika ia diasuh oleh orang atau dibesarkan di dalam lingkungan yang orang-orangnya berkepribadian baik.

Memerhatikan Anak Merupakan Salah Satu Bukti Orangtua Menyayangi Anak

Anak adalah proyek orangtua seumur hidup. Orangtua yang berhasil ‘mengelola’ anak dengan baik maka cepat atau lambat akan merasakan hasilnya, tenang dan bahagia menjalani hidup ini baik ketika anak masih kecil maupun ketika anak sudah beranjak dewasa dan orangtua pun menjadi semakin tua. Anak akan tumbuh sesuai dengan harapan orangtuanya, berbakti kepada orangtua, bertanggung jawab, disiplin, dan dapat dipercaya.

Mengharapkan anak tumbuh menjadi seseorang yang baik tentu tidak bisa instan. Perlu ‘sentuhan’ orangtua. Supaya orangtua dapat mengarahkan anak menjadi lebih baik maka orangtua perlu berusaha untuk mengenali, merasakan, serta mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam benak dan hidup anak terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan cara 'memerhatikan' anak. Berikanlah anak perhatian misalnya dengan mengajak ia berbicara, mendengarkan apa yang ingin ia bicarakan, dan memujinya ketika ia melakukan suatu hal yang positif. Salah satu manfaat memberikan perhatian kepada anak adalah membuat anak merasa senang sehingga ia termotivasi untuk mengulanginya kembali tindakan positif tersebut, dan bahkan mengulangi tindakan positif tersebut kepada kita (orangtua).

Pentingnya Mengajarkan Tanggung Jawab Kepada Anak

Memerhatikan sikap orangtua terhadap anak di lingkungan sekitar kita, ada di antara mereka yang membuktikan bahwa orangtua sangat menyayangi anak mereka dengan cara membiarkan anak melakukan apa saja yang ia inginkan dan tidak memberikan tanggung jawab apapun kepadanya.

Misalnya, dengan adanya pembantu rumah tangga maka orangtua membebaskan anak mereka lepas dari tanggung jawabnya. Orangtua membiarkan anak tidak membereskan mainan bekas ia bermain, meninggalkan tempat tidur dan buku-buku yang berantakan, menyimpan begitu saja piring atau gelas bekas ia pakai di meja makan atau di kamar tidurnya, dan tanpa kontrol anak bebas menggunakan uang.

Menangani Anak yang Pemalu

Ada sebagian anak apabila bertemu dengan banyak orang dan baru saja ia kenal maka ia akan merasa sangat tersiksa. Anak seperti ini tidak tahu bagaimana seharusnya bersikap dan berucap kepada orang-orang 'baru' tersebut. Biasanya, ia akan lebih memilih untuk diam dan sedikit beraktivitas.

Anak yang pemalu pada umumnya lebih bergantung kepada orangtua. Apabila ada orang yang ingin bertanya kepadanya maka ia akan mengalami kesulitan dalam menjawab. Ia cenderung mengandalkan orangtua yang menjawab semua pertanyaan yang sebenarnya untuk dirinya. Semakin banyak orang yang tidak ia kenal berada di dekatnya maka anak akan semakin merasa takut dan bingung.

Menyikapi Masalah Ejekan Anak

Setidaknya ada dua hal yang dapat membuat orangtua akan merasakan kesedihan yang sama, yaitu memiliki anak yang suka diejek dan yang suka mengejek. Memiliki anak yang suka diejek, orangtua manapun pasti akan merasa sedih bila tahu bahwa kekurangan yang ada pada diri anak mereka sering diejek oleh orang lain.

Memberikan nasehat atau kritik kepadanya adalah bukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalah. Sebagai salah satu upaya untuk meringankan kesedihan yang dirasakan oleh anak, orangtua dapat menghiburnya dengan meyakinkan kepada anak bahwa mereka akan tetap mencintai dirinya apapun adanya. Selain itu, orangtua juga dapat membantu mengatasi masalah ejekan ini dengan cara ikut memikirkan respon apa yang perlu dilakukan atau diucapkan oleh anak apabila suatu saat ia diejek kembali oleh temannya. Dengan demikian, anak akan merasa tenang, bahagia, dan tetap percaya diri.

Mengapa Anak Selalu Ingin ‘Nempel’ Terus?

Mungkin kita sering melihat anak yang selalu ingin ‘nempel’ kepada orangtuanya. Ke mana saja orangtua bergerak ia akan terus mengikuti mereka. Sekalipun orangtuanya hanya pergi ke toilet, ia selalu ingin ikut. Perilaku anak seperti ini tentu akan membuat anak dan orangtua merasa tidak nyaman. Dengan sikapnya seperti itu, lama-lama orangtua mungkin akan merasa sangat terikat dan tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan cepat. Begitu juga dengan anak, ia akan sangat ketergantungan kepada orangtuanya, ia tidak percaya kepada orang lain sehingga ia akan sangat sedih dan merasa ketakutan ketika ia menyadari bahwa ia terpisah dengan orangtuanya.

Memahami Perilaku Anak Remaja

Oleh: Yusi E Rosmansyah

Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa yang 'tanggung'. Maksudnya, anak tersebut adalah bukan lagi anak yang masih kecil, tetapi juga bukan orang yang sudah dewasa. Oleh karena itu, adalah wajar apabila sesekali anak remaja melakukan suatu tindakan yang kekanak-kanakan. Hal yang paling penting orangtua lakukan untuk mendukung anak tumbuh menjadi orang dewasa adalah bersikap bijaksana. Yaitu, tidak menghina atau melecehkan anak ketika ia melakukan tindakan yang kekanak-kanakan.

Mendukung Akan Lebih Baik Daripada Harus Kehilangan Anak

Semua orangtua tentu ingin calon pendamping yang dikenalkan oleh anak mereka adalah sesuai dengan harapan semua fihak. Maksudnya, antara harapan anak dengan orangtua terhadap calon pendampingnya tersebut adalah sama. Misalnya, tidak hanya menilai calonnya tersebut dari sisi fisiknya saja atau dari sisi materinya saja, tetapi idealnya adalah penting menilai diri seseorang tersebut berdasarkan hasil akhir secara keseluruhan untuk jangka panjang.

Melatih Anak Bersikap Tanggung Jawab

Oleh: Yusi E Rosmansyah

Mengajarkan anak untuk meminta maaf ketika ia melakukan suatu kesalahan adalah tindakan yang sangat penting. Dengan demikian berarti orangtua telah mendidik anak untuk bersikap tanggung jawab terhadap apa yang telah ia lakukan. Misalnya, ketika anak melakukan suatu kesalahan memukul adiknya atau menyenggol makanan milik teman hingga jatuh. Maka, sebaiknya orangtua berusaha supaya anak segera meminta maaf kepada adik atau temannya tersebut.

Mengajarkan Tanggung Jawab Kepada Anak dengan Cara Bijak

Memberikan tugas kepada anak untuk melakukan suatu pekerjaan rumah adalah tidak salah. Dengan demikian, anak dapat belajar bagaimana hidup saling menolong, bertanggung jawab, dan bersikap empati. Namun, dalam praktiknya tentu tugas yang dibebankan kepada anak harus disesuaikan dengan kemampuan, kondisi, dan usia anak.

Membebani terlalu banyak pekerjaan kepada anak adalah tidak benar. Apalagi, jika pekerjaan tersebut sebenarnya adalah tugas dan tanggung jawab orangtua. Misalnya, sementara anak disuruh mengerjakan pekerjaan rumah atau menjaga toko di rumah, orangtua malah pergi bersama teman-teman ke tempat perbelanjaan, arisan, dan bahkan hanya sekedar kumpul-kumpul.

Cara Membahagiakan Anak

Oleh: Yusi Elsiano Rosmansyah

Banyak orangtua yang mengatakan bahwa tidak ada keinginan lain atas anak mereka kecuali melihat dan membuatnya hidup bahagia. Namun untuk mewujudkan satu keinginan tersebut beberapa orangtua tidak tahu bagaimana seharusnya mereka bertindak kepada anak.

Memberikan kepuasan materi kepada anak secara berlebihan adalah bukan cara yang baik untuk

Manfaat Memberikan Kesempatan Bermain Kepada Anak

Bermain dengan mainan adalah aktivitas yang disukai oleh anak. Dengan bermain biasanya anak akan merasa terbebas dari perasaan jenuh dan lelah. Oleh karena itu, untuk menciptakan kembali energi atau semangat baru kepada anak yang mungkin telah menurun akibat kesibukan belajarnya atau mengerjakan sesuatu hal lainnya. Maka memberikan kesempatan kepadanya untuk bermain adalah tindakan yang baik.

Adalah penting orangtua memilihkan dan menyediakan mainan yang mendidik untuk anak. Sehingga, mainan tersebut bukan hanya sekedar memberikan kesenangan atau memuaskan hati anak saja. Tetapi, juga dapat memberikan banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan kepadanya. Misalnya, dengan mainan tersebut anak dapat juga belajar tentang warna, mengenal suara berbagai macam binatang, belajar huruf, angka, atau belajar mengelompokkan dan membedakan jenis benda (yer).

Orangtua Bersikap Kepada Anak yang Sudah Menikah

Di kalangan orangtua, sebagian dari mereka ada yang merasa khawatir, takut, sedih, dan bahkan merasa kehilangan ketika anak mereka mulai hidup baru dengan pasangannya. Orangtua seperti ini mungkin saja akan merasa bahwa pasangan anak (menantu) telah mengambil anak mereka. Orangtuapun merasa bahwa mereka tidak bisa memiliki anaknya lagi. Dengan demikian, orangtuapun terkadang merasa bahwa anak mereka sudah tidak mungkin lagi dapat diajak ‘bicara’ seperti sebelumnya.

Membantu Anak Agar Terhindar Dari Sikap Malas

Dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya terkadang anakpun mengalami situasi malas seperti halnya orang dewasa. Namun, sikap bermalas-malasan ini tentu tidak baik apabila dibiarkan terus-menerus. Sebab, khawatir akan membuatnya menjadi terbiasa bersikap malas dalam segala hal.

Menyikapi Anak yang Suka Mengamuk

Menghadapi anak yang suka mengamuk di depan umum memang sangat merepotkan dan menjengkelkan. Bahkan, karena merasa kesal dan malu tidak jarang orangtua kehilangan kesabaran. Sebagian orangtua ada yang melakukan kekerasan fisik seperti mencubit, memukul, dan menarik atau mendorong anak.

Pada umumnya, anak akan mengamuk apabila ada sesuatu yang ia inginkan atau butuhkan tetapi tidak segera dipenuhi oleh orangtuanya. Misalnya, ingin diperhatikan oleh orangtuanya, ingin tidur karena terlalu lelah, ingin mainan, atau bahkan ia ingin sesuatu untuk dimakan. Apabila orangtua tidak segera mengerti dan memenuhi apa yang diinginkannya maka ia akan mengamuk dengan cara menangis dan menjerit-jerit. Oleh karena itu, supaya anak terhindar dari mengamuk di depan umum maka pastikan kebutuhan anak terpenuhi lebih dulu dan janganlah menundanya terlalu lama (Jenny Gichara, 2006).

Menghadapi anak yang suka mengamuk di depan umum tentu perlu pengertian dan kesabaran orangtua. Melakukan suatu tindakan untuk menghentikan anak dari mengamuk tidak perlu dengan cara kekerasan fisik. Tenangkanlah anak dengan pelukan. Tanyakan kepadanya apa yang ia inginkan dan pastikan kepadanya bahwa orangtua akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.

Apabila orangtua memiliki acara untuk pergi ke luar rumah bersama anak seperti berbelanja atau menghadiri suatu undangan. Maka, ada baiknya sebelum berangkat orangtua membuat perjanjian dulu dengannya. Hal ini perlu dilakukan supaya anak mengerti dan dapat menjaga sikap ketika ia sedang berada di depan umum. Bicarakanlah konsekuensinya apabila anak melanggar janji. Namun, jika anak mampu menjaga sikapnya dengan baik di depan umum maka tidak ada salahnya orangtua memberikan pujian, pelukan, ciuman, atau mungkin memberikan hadiah kecil yang ia sukai.

Cara Mendekatkan Diri Kepada Anak

Banyak orangtua baru yang belum berpengalaman merasa bingung dan sulit ketika menghadapi bayi pertamanya. Mereka terkadang tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi bayinya yang sedang menangis, berceloteh, atau bergerak-gerak.


Sebab, bisa jadi bayi menangis bukan karena lapar ingin minum susu atau minta makan. Tetapi, boleh jadi ia menangis karena sesuatu telah membuat dirinya sakit atau tidak nyaman. Selain itu, ada juga bayi yang bergerak-gerak tetapi bukan karena ia ingin di gendong

Agar Anak Menghormati dan Menghargai Ucapan Orangtua

Setiap orangtua tentu ingin anak dapat menghormati dan menghargai perintah atau ucapan yang disampaikan kepadanya. Hal tersebut sejatinya akan mudah didapatkan apabila orangtua mampu bersikap tegas dan dapat dipercaya. Bersikaplah konsisten dan jujur kepada anak agar ia tidak kebingungan dalam menentukan suatu tindakan. Selain itu, sesuaikanlah apa yang diucapkan orangtua dengan perbuatan. Dengan deikian, anak dapat melihat kebenaran yang diucapkan oleh orangtuanya dan iapun akan menghargai orangtuanya.

Contoh kasus, apabila orangtua menetapkan aturan A kepada anak maka sedapat mungkin orangtua harus tetap konsisten dengan peraturan tersebut, yaitu A. Misalnya, ketika orangtua menekankan kepada anak supaya tidak pernah mengambil barang milik orang lain sebelum ada izin dari yang punyanya. Maka, janganlah sekali-kali mereka membiarkan atau bahkan menyuruh anak memakan makanan di toko yang belum dibayar. Hal demikian akan membuat anak merasa bingung dan sulit memilah mana yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan. Dalam kasus ini berarti orangtua telah bersikap tidak konsisten dengan perkataan mereka. Sikap orangtua seperti itu juga dikhawatirkan akan memicu anak untuk bersikap 'melecehkan' perkataan orangtuanya. Anak akan menyadari bahwa orangtuanya tidak tegas dalam menentukan aturan, sehingga iapun tidak akan serius dalam melakukan suatu aturan yang ditetapkan oleh orangtuanya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua dalam bertindak agar anak dapat menghormati dan menghargai mereka. Di antaranya adalah bersikaplah terus terang kepada anak, jadilah orangtua yang konsisten dan jujur baik dalam bersikap maupun dalam berkata-kata. Dan, janganlah orangtua berdusta kepada anak atau memperdayainya. Sebab, tindakan orangtua seperti itu dapat mendorong anak untuk tidak menghargai orangtua beserta aturannya

Apa saja tanda - tanda bayi lahir sehat? 
- Bayi lahir segera menangis.
- Seluruh tubuh bayi kemerahan.
- Bai bergerak aktif.
- Bayi bisa mengisap putting susu dengan kuat
- Berat lahir 2500 gram atau lebih
Pada umur 1 bulan bayi bisa: - Menatap ke ibu - Mengeluarkan suara - Tersenyum - Lengan dan kaki bergerak aktif 
 
Apa yang dilakukan pada bayi baru lahir?

Membersihkan Alat Kelamin Bayi

Pernahkan anda mengamati bokong bayi anda. Kulit bayi sangat sensitif dan gampang iritasi. Bagian lipatan seperti bokong dan sekitar alat kelamin menjadi bagian yang nyaman untuk tumbuh kembang bakteri.
Membersihkan alat kelamin dan area sekitarnya pada tiap kali mengganti popok adalah tindakan bijaksana. Selain dapat menghindari kulit merah dan gatal di bokong, juga menjaga kebersihan alat kelamin. Tips berikut dapat membantu Anda.
  • Selalu cuci tangan Anda lebih dulu sebelum mengganti popoknya. Letakkan si kecil di tempat tidurnya, lalu gulung bagian bawah bajunya hingga ke dada.
  • Sebelum membuka popoknya, alasi bagian bawah dengan tisu sekali pakai yang cukup lebar dan tebal. Khusus si Buyung, biasanya akan kembali pipis sesaat Anda membuka popoknya. Tunggu beberapa saat sampai ia pipis lagi, baru buka popoknya.
  • Bersihkan bagian yang kotor dengan tisu lembut. Sebelumnya, selalu sediakan tempat sampah di dekat kaki Anda sehingga Anda bisa langsung membuang kapas itu setelah usai gunakan. Jangan letakkan sisa-sisa tisu/kapas di dekat si kecil.
  • Setelah kotoran dibersihkan, ambil kapas bersih yang dibasahi air hangat, lalu bersihkan lagi bagian itu.
  • Kemudian ambil kapas bersih dan basahi dengan air hangat atau baby lotion. Usapkan mulai dari bagian pusar menuju pangkal paha bagian dalam dan luar.

Kenali jenis muntah bayi

Muntah sehabis diberi makan atau disusui bila muntahnya berwarna hijau tua.
Hal ini menunjukkan ada kelainan pada saluran pencernaan si bayi, yakni ada sumbatan di bawah usus halus. Warna hijau tua pada muntah merupakan cairan dari empedu yang keluar. Kadang kalau ada sumbatan, meskipun si bayi tidak makan, ia bisa muntah karena cairan empedu keluar dan enzim-enzim lain tak bisa lewat.
Ada dua macam sumbatan, yang penuh dan parsial (sebagian). Sumbatannya bisa di mana saja. Bisa di antara oserfagus dan lambung atau antara lambung dan usus. Karena ada sumbatan yang parsial, kadang kelainan ini tak bisa diketahui secara pasti penyebabnya sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya dengan rontgen atau USG dicari penyebabnya lalu dihilangkan. Bila perlu dilakukan operasi jika sumbatannya akibat tumor atau kelainan bawaan. Tapi kasus seperti ini jarang terjadi.

PENYAKIT YANG SERING DIDERITA ANAK-ANAK

GEA ( Gastro Enternis Akuta ) / DIARE

* Penyabab diare :

1. Faktor infeksi, yaitu infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit.
2. Faktor mal absorbsi, misalnya dalam mengabsorbsi karbohidrat, lemak, protein.
3. faktor makanan, misalnya makanan yang beracun, alergi makanan.
4. Faktor psikologis, misalnya rasa takut dan rasa cemas.

* Gejala-gejalanya :