Bersikap Positif Ketika Tidak Ada PRT

Salah satu kondisi yang paling meresahkan para ibu rumah tangga terutama yang hidup di lingkungan perkotaan adalah ketika harus kehilangan pembantu rumah tangga (PRT). Merasa tidak betah, harus menikah, dijodohkan orangtua, atau tergiur dengan pekerjaan dan gaji di tempat lain yang lebih menjanjikan adalah beberapa alasan mengapa mereka pergi meninggalkan majikannya.

Memiliki PRT yang abadi (tidak gonti-ganti, bertahan dalam waktu lama) memang bukan hal yang mudah. Sangat mungkin, hal ini tergantung dari ‘untung-untungan’ dan ‘cocok-cocokan’ dari kedua belah pihak, yaitu antara majikan dengan PRT.

Kehadiran PRT dalam keluarga ada nilai positif dan negatifnya. Sisi positifnya, tentu ibu rumah tangga akan merasa sangat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya sehingga ia memiliki kebebasan waktu untuk melakukan hal yang lainnya. Apalagi, bagi ibu rumah tangga yang bekerja, keberadaan PRT merupakan keharusan.

Sedangkan sisi negatifnya, terutama dari sisi perkembangan anak, kehadiran PRT akan sedikit-banyak menggangu keharmonisan hubungan antara anak dan orangtua. Terlebih lagi jika orangtua terlalu mempercayakan pengasuhan anaknya kepada PRT dan meluangkan waktu sangat sedikit untuk anaknya. Jika PRT baik, anak akan lebih “dekat” kepada PRT dibanding kepada orangtuanya, sebab secara alamiah anak akan merasa lebih bahagia bersama seseorang yang lebih banyak memberikan waktu dan kasih sayang.

Sebaliknya, jika PRT buruk misalnya pemarah maka kondisi psikologis anak akan banyak terganggu. Kita semua sudah mengetahui bahwa anak akan belajar secara efektif dari apa yang dia lihat, dengar, dan alami, termasuk sifat buruk PRT ini. Selain itu, kehadiran PRT juga sering menimbulkan sikap malas anak. Dia seringkali tidak mau melakukan sendiri kebutuhannya sehingga kemandiriannya terhambat. Kesimpulannya, sisi negatif kehadiran PRT ini dapat ditekan sekecil mungkin jika kita sebagai orangtua dapat menjaga keseimbangan yang baik dalam hal pengasuhan anak.

Untuk menghindari sikap ketergantungan kepada PRT, ada baiknya sedikit demi sedikit orangtua mengajarkan anak untuk melakukan kebutuhannya sendiri, misalnya merapikan tempat tidur sendiri, membereskan bekas main, mencuci sepatunya sendiri, dan merapikan buku atau tempat belajarnya sendiri.

Melibatkan anak dalam melakukan pekerjaan rumah tangga dapat memeberikan banyak manfaat, terutama bagi diri sang anak. Mereka tidak selamanya hidup berdampingan dengan orangtua. Suatu saat nanti mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa dan bergabung dengan masyarakat luas.

Untuk itu, ketidakhadiran PRT dapat dijadikan sebagai kesempatan yang baik bagi orangtua untuk mengajarkan hal-hal yang bermanfaat kepada anak, yaitu:

  • Mengajarkan anak agar dapat hidup mandiri.
  • Menanamkan sikap saling tolong-menolong atau bekerja sama di antara anggota keluarga.
  • Membiasakan hidup saling menghargai dan empati.
  • Menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Anak yang terampil, mudah menyesuaikan diri, dan terbiasa melakukan kebaikan tentu akan membuat dirinya sendiri, orangtua, dan lingkungan di sekelilingnya merasa tenang dan bahagia. Anak tersebut akan lebih mudah diterima oleh lingkungannya atau masyarakat di sekitarnya.
Sumber :www.perkembanganak.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar