Indahnya Keadilan Orangtua: Sifat-sifat Dasar Orangtua Adil (3)

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.


Komunikatif

Komunikatif dalam konteks ini adalah sikap yang mengutarakan, menyampaikan dan mendiskusikan ide, pemikiran, situasi atau kondisi.

Melibatkan anak-anak dalam situasi komunikatif dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya:

1. meningkatkan rasa percaya diri pada anak karena dianggap telah mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk keluarga

2. memberikan contoh serta motivasi kepada anak-anak untuk selalu berfikir sebelum berkata sesuatu agar pendapatnya selalu berkualitas

3. menumbuhkan sikap saling menghargai terhadap pendapat orang lain

4. melatih diri dalam bermasyarakat praktis dan ilmiah dan menanamkan kesadaran bahwa perbedaan pendapat itu adalah sesuatu yang lazim terjadi


Jika terjadi suatu kesalahan atau keburukan yang dilakukan oleh anak, sebagai orangtua perlu segera mengkomunikasikannya langsung dengan anak yang bersangkutan secara pribadi (tidak dipermalukan di depan anak-anak lain), sebab bila masalah ini didiamkan berlarut-larut justru akan menjadi lebih rumit dan dapat menimbulkan ketidakadilan dalam memperlakukan anak.

Kebiasaan mengambil sikap diam dan membisu ketika menghadapi suatu masalah adalah tindakan yang tidak bijaksana. Suatu masalah tidak akan ada jalan keluar, jika di antara orangtua dan anak atau sebaliknya tidak saling faham pada pokok permasalahan yang terjadi. Hubungan antara orangtua dan anak akan semakin renggang, mereka tidak saling mengetahui maksud, alasan dan pemikiran masing-masing.

Jauhkan kebiasaan orangtua membicarakan ketidaksetujuan atau hal-hal negatif yang ada pada diri anak yang satu kepada anak-anak lainnya. Tindakan tersebut dapat memancing anak untuk bersaing tidak sehat dan menjatuhkan satu sama lain, agar ia tampak lebih baik di mata orangtuanya.

Sangat penting menciptakan sikap komunikatif pada diri orangtua dan anak sehingga di antara anggota keluarga dapat hidup saling terbuka dan terhindar dari kebiasaan menutup diri, buruk sangka, curiga dan merasa diabaikan.

Ajaklah anak-anak untuk mengkomunikasikan segala hal yang dianggap sebagai kendala atau masalah keluarga, agar memudahkan dalam pengambilan tindakan dan keputusan yang tepat sehingga masalah yang terjadi dapat segera diselesaikan dengan baik.

Sebuah komunikasi yang tercipta dengan baik dapat menghindarkan seseorang dari kesalahpahaman dan prasangka buruk akibat berita yang datang dari pihak lain.


Amanah

Amanah adalah menyampaikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya. Segala hal yang menjadi amanah, baik dalam bentuk material (uang, barang) ataupun lisan (pesan), harus disampaikan tepat pada waktunya dan dalam kondisi yang utuh (tidak dikurangi atau dilebih-lebihkan).

Dalam sebuah keluarga, anak adalah amanah Tuhan yang harus dijaga, dirawat dan diperlakukan secara adil oleh kedua orangtuanya. Orangtua harus memberikan hak material dan spiritual yang sama kepada semua anak-anaknya, misalnya berupa kasih sayang, perhatian, pemenuhan kebutuhan kesehatan dan pendidikan.

Sebuah contoh amanah dalam hal meyekolahkan anak (kebutuhan pendidikan) adalah dengan memberikan peluang atau kesempatan untuk menimba ilmu dengan kualitas yang sama kepada semua anak. Maksimalkan misi, visi, motivasi dan upaya orangtua terhadap semua pemenuhan kebutuhan anak-anak agar terbebas dari sikap membeda-bedakan mereka. Orangtua yang merasa cukup dengan menyekolahkan anak alakadarnya tanpa memberikan pendidikan lainnya, padahal mereka mampu, pastilah sulit untuk disebut orangtua yang amanah.

Tidak amanah jika orangtua menentukan prioritas anak berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan posisi anak dalam keluarga. Sebagai pengingat pokok pembicaraan kita, sifat amanah adalah salah satu syarat terciptanya keadilan orangtua. Jadi, bukanlah orangtua yang amanah dan adil jika mereka memutuskan bahwa hanya anak laki-laki atau anak yang tertua saja yang perlu mendapatkan pendidikan maksimal dari keluarga, tidak untuk anak perempuan atau anak lainnya.Tindakan ini dapat menimbulkan sifat iri, permusuhan antar saudara dan sikap tidak mau peduli diantara mereka.

Jadilah orangtua yang adil dengan selalu berusaha menyampaikan segala bentuk amanah yang diembannya. Sampaikanlah pesan dan informasi kepada semua anak dengan bijaksana sesuai dengan tingkat kedewasaannya. Janganlah melewatkan salah satu anak karena kurang disukai atau alasan negatif lainnya.

Jika orangtua selalu menjaga amanah kepada anak-anaknya dengan baik, maka anak-anakpun akan semakin mempercayai, menyayangi dan menghargai kedua orangtua dan saudara yang lainnya. Setidaknya ada dua konsekuensi positif jika hal ini dilakukan, orangtua telah:

1. melakukan salah satu karakteristik dasar keadilan kepada semua anggota keluarganya

2. memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya untuk selalu menjaga amanah di antara mereka sehingga terjalin saling kepercayaan yang tinggi.


Sinergis

Secara ringkas, sinergis dalam tulisan ini dapat diartikan sebagai seiring, sejalan, sinkron, saling mendukung dan menguatkan. Sinergi yang menjadi pokok pembicaraan adalah sinergi antara kedua orangtua, yaitu ayah dan ibu. Sinergi antara ‘orangtua lain’ (seperti kakek, nenek, pengasuh) di keluarga memang diperlukan juga, tetapi tidak akan didiskusikan dalam tulisan ini.

Kedua orangtua yang bertujuan menciptakan keadilan dalam keluarga akan selalu menjaga agar selalu sinergis dalam bersikap terhadap anak-anaknya. Esensi keputusan, sikap, tindakan dan perilaku ayah dan ibu selalu sama di mata anak-anaknya. Jika ayah bersikap A terhadap anak-anak, maka ibupun akan melakukan hal yang sama, meskipun mungkin dengan pendekatan dan penyampaian yang berbeda, misalnya lebih lembut dan persuasif.

Sebaliknya, apabila di antara ibu dan ayah terdapat perbedaan dalam bersikap atau menentukan sebuah keputusan, anak akan merasa kebingungan dalam menentukan pilihan. Anak-anak tidak tahu ucapan siapa yang harus mereka dengarkan dan lakukan, pada akhirnya tindakan tersebut dapat menimbulkan perasaan kecewa, kecil hati, iri, frustrasi dan anakpun tidak dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. Apalagi, jika ketidaksinergisan itu menyangkut ketidakadilan (perbedaan perlakuan) kepada salah satu atau lebih anak, dampak yang ditimbulkan akan lebih parah lagi.

Perbedaan pendapat dan perlakuan terhadap anak, bukan tidak mungkin akan menimbulkan terjadinya grup-grup kecil dalam keluarga tersebut. Sebagian anak mengikuti kebijakan ibu dan yang lainnya mengikuti kebijakan ayah. Ketidakharmonisan dalam keluarga pun terjadi.

Oleh sebab itu, jadilah orangtua yang selalu sinergis antara yang satu dengan lainnya. Dengan demikian, ketenangan dan kepercayaan diri anak akan tercipta. Anak-anak akan yakin bahwa orangtuanya pasti memberikan cinta sejati pada semua anak-anaknya dan hasil keputusan kedua orangtuanya adalah yang terbaik bagi semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar