Uang dan Anak Pra-remaja

Banyak anak usia pra-remaja yaitu antara 10 hingga 13 tahun sudah ingin ‘memegang’ keuangannya sendiri. Ia ingin memiliki kebebasan dalam mempergunakan uangnya. Namun, anak usia pra-remaja ini umumnya lebih tertarik mempergunakan uangnya untuk belanja memenuhi apa yang ia inginkan daripada menyimpan uangnya di tabungan.

Membiarkan anak membelanjakan uangnya adalah tidak salah. Anak akan belajar dari pengalaman dan kesalahan apakah dia benar-benar senang dengan apa yang ia beli atau tidak. Tetapi, apabila anak setelah diberi kebebasan ternyata tidak dapat mengendalikan pengeluarannya maka orangtua perlu memberikan batasan dan penjelasan bagaimana pentingnya mengelola dan menyisihkan uang.

Membicarakan masalah ‘uang’ kepada anak tentu harus dengan cara yang bijaksana. Dengarkan sudut pandangnya, mungkin saja anak mempunyai alasan atau pertimbangan lain dalam mempergunakan uangnya. Lakukan pembicaraan tersebut pada saat tenang dan kondisi anak sedang dalam suasana gembira, agar pesan yang kita inginkan dapat tersampaikan dengan baik.

Bagi sebagian orangtua, ada dua hal yang sering membuat mereka sulit untuk bersikap konsisten. Di satu sisi, orangtua ingin membebaskan anak menikmati uang yang dimilikinya (membeli apa saja yang ia inginkan) dan membiarkan anak membuat keputusan sendiri agar memperoleh pengalaman dalam mempergunakan uangnya. Tetapi, di sisi lain orangtua juga ingin anaknya dapat mengelola, merencanakan, dan mempergunakan uangnya dengan tepat.

Untuk membantu anak membuat keputusan atas pengeluarannya maka buatlah bersama-sama rencana pengelolaan uang seperti anggaran belanja mingguan atau bulanan, ajarkan anak bagaimana membelanjakan uang berdasarkan prioritas, dan dukunglah anak untuk menyimpan sebagian uangnya di celengan atau di bank dengan membuka rekening atas namanya sendiri (Ronald C. Heagy MSW, 2006).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar