Indahnya Keadilan Orangtua: Sifat-sifat Dasar Orangtua Adil (1)

Oleh:
Yusi Elsiano Rosmansyah, S.E.
Yusep Rosmansyah, Ph.D.

Pembahasan di artikel sebelumnya lebih banyak menyoroti contoh kasus positif sikap dan tindakan orangtua yang adil kepada semua anaknya. Pada bagian ini, sifat-sifat dasar dari contoh-contoh kasus tersebut akan didekomposisi menjadi beberapa karakteristik penting, di antaranya: jujur, tanggap (responsif), transparan, komunikatif, penyabar (tidak emosional), toleran (tidak sensitif), amanah, dan apresiatif.


Jujur

Jujur adalah salah satu sifat utama yang acapkali membedakan kualitas pribadi seseorang. Secara umum, saat ini bangsa kita sedang terpuruk, salah satunya adalah karena sifat jujur ini telah menjadi ‘barang langka’. Bagi seorang Muslim, kejujuran merupakan sebuah sifat dasar yang harus dimiliki. Rasulullah mensyaratkan kepada seseorang yang ingin menjadi Muslim untuk memulainya dengan bersikap jujur, alias tidak berbohong. Baginda Rasulullah sendiri menunjukkan kualitas pribadi yang sangat tinggi sejak masih kecil dengan sifat kejujurannya, dengan gelar ‘al-Amin’, yang berarti orang yang jujur dan dapat dipercaya.


Kejujuran sangat penting ditanamkan kepada anak-anak sedini mungkin. Namun, mengharapkan anak-anak untuk bersikap jujur perlu sebuah tauladan dari orangtua dan lingkungan di sekelilingnya. Tunjukkanlah selalu sikap jujur dari orangtua ketika sedang berinteraksi antar mereka, dengan anak, dan orang lain. Anak belajar lebih efektif dari apa yang mereka lihat dan mereka alami, dibanding dengan dari apa yang mereka dengar.

Sehubungan dengan sifat keadilan orangtua terhadap anak, komit terhadap kejujuran bukan berarti orangtua harus mengatakan segala sesuatu kepada anak-anaknya. Namun, hendaklah orangtua selalu berkata jujur kepada semua anak tentang hal yang dianggap perlu untuk diketahui oleh mereka, tidak hanya kepada sebagian anak saja.

Jika orangtua berkata jujur hanya kepada sebagian anak saja, hal ini akan berpengaruh buruk pada kekompakan dan kepercayaan mereka, baik pada antar anak satu dan lainnya maupun anak-anak terhadap orangtua itu sendiri.

Bersikaplah jujur dengan mengatakan hal yang sama kepada semua anak. Kejujuran yang dicontohkan oleh orangtua terhadap anak- anaknya akan membangun sikap kebersamaan (ikatan batin) yang erat dan kepercayaan yang tinggi di antara mereka. Semua anak pun akan respect (menghargai) kepada kedua orangtuanya.


Tanggap

Laura M. Ramirez (2004) mendefiniskan orangtua yang tanggap sebagai orangtua yang “menanggapi lagi dengan minat dan antusiasme yang murni demi anak-anaknya”. Definisi ini dapat diartikan secara lebih praktis sebagai “orangtua yang tidak mengenal lelah dalam menindaklanjuti sikap dan perbuatan anak-anaknya agar selalu berujung pada pembentukan karakter yang baik”.

Orangtua yang bersikap tanggap akan segera menanggapi situasi dan kondisi anak-anaknya, baik yang berupa prestasi atau masalah. Pada saat anak-anaknya mendapatkan prestasi atau hal positif lainnya, orangtua segera mengapresiasinya. Sebaliknya, pada saat anak-anak mendapatkan masalah, atau hal negatif lainnya, orangtua segera merangkul, berempati, bersimpati dan membantu agar masalah anak-anaknya itu segera diatasi.

Dalam hubungan keluarga, terutama hubungan antar anak, kadang-kadang terjadi masalah yang memerlukan tanggapan secara adil dari orangtua.

Dalam sebuah keluarga yang memiliki anak lebih dari satu, orangtua sering menghadapi kendala dalam memperlakukan anak-anaknya secara adil. Anak tertua (sulung) dalam keluarga biasanya memiliki sifat egois (mau menang sendiri) dan ingin selalu memiliki hak yang lebih, sedangkan anak termuda (bungsu) biasanya mendapatkan perhatian, kasih sayang dan perlindungan yang lebih dari orangtuanya dibandingkan dengan anak-anak lainnya.

Adakalanya, sebagian anak juga memiliki karakteristik dasar yang kurang baik, seperti serakah, licik, kasar, senang memaksakan kehendak, dan selalu ingin menguasai hak-hak anak yang lainnya. Sebagai orangtua yang tanggap, mereka tentu tidak akan membiarkan kondisi tersebut tumbuh dan berkembang dalam keluarganya. Mereka akan segera meluruskan semua tindakan negatif tersebut dan segera menumbuhkan kembali sikap kebersamaan sehingga tujuan keluarga bahagia tetap tercapai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar